CERPEN : SI BODOH DAN PENGLIHATANNYA

SI BODOH DAN PENGLIHATANNYA

Di salah satu kota kecil terdapat sebuah rumah sederhana, dimana disana tinggal seorang kakek dan cucu laki-lakinya. Cucu laki-laki ini bernama Dion Christian. Mereka hidup dengan sederhana tapi semua kebutuhan tercukupi. Suatu ketika Dion yang telah berusia 16 tahun ini menemukan seekor anak anjing di dekat gerbang sekolahnya. Karena rasa kasihan, akhirnya Dion menggendongnya dan membawanya pulang ke rumahnya. Tapi sesampainya dirumah, yang diperkirakan memang nggak selalu terjadi.

"Itu kamu bawa apa?" tanya si kakek

"Ini Dion nemu anjing ini di dekat gerbang sekolah tadi kek" jawab Dion

"Lalu, kenapa kamu bawa pulang?" tanya kakek lagi

"Dion kasihan"

"Kamu kira kita ini tempat penampungan hewan liar. Sadar nak, kita ini hanya keluarga yang sederhana dan masih beruntung karena kebutuhan kita masih tercukupi dengan baik. Makan dengan cukup aja kakek udah bersyukur dan kita nggak bisa pelihara anak anjing ini. Kakek nggak tau, kita bisa atau nggak mencukupi kebutuhannya nanti, makannya ada atau nggak. Kita hanya akan menyiksanya nak. Lebih baik biarkan saja, siapa tau akan ada orang yang lebih mampu yang akan merawatnya nanti." terang si kakek

"Iya kek maaf" ujarnya sambil menunduk

 Entah kenapa Dion sama sekali tidak mau membantah ucapan kakeknya. Dia tau bahwa kakeknya mungkin sedang lelah dan mungkin ada masalah. Ingin rasanya dia menangis tapi ia masih mempunyai otak untuk berpikir laki-laki nggak boleh nangis. Meski otak dan hati tidak sejalan tapi ego untuk nggak menangis tetap menang dan mengambil ahli semuanya. Ego memang selalu lebih besar. 

Dion akhirnya memilih untuk merawat anak anjing itu tanpa sepengetahuan kakeknya. Ia meletakan kardus di dekat gudang yang tidak jauh dari rumahnya dan meletakan anjing itu didalamnya. Memberikan kain-kain bekas dan beberapa mainan yang bisa digigit-gigit oleh si anak anjing. Dion hanya bisa berharap anak anjing itu nggak akan kedinginan. Ia kembali kedalam rumah dan segera berbenah diri untuk segera mengerjakan tugas. Setelah tugas sekolah selesai ia segera menyusul dan mencari si kakek untuk membantunya. Prinsip Dion adalah segala yang ia terima harus ia balas dengan tenaga atau apapun yang bisa ia berikan. Makanan, tempat tinggal, dan hidup yang ia miliki sekarang nggak akan seperti sekarang tanpa jasa kakeknya. Terima kasih itu nggak akan cukup. Kegiatan rutinitas seperti biasa ia jalani, kegiatan monoton yang membosankan. Lelah rasanya hidup monoton yang terus sama. 


Pukul 20.00 WIB
"Kamu nggak tidur Dion?"tanya si kakek

"Iya kek ini mau tidur. Besok kan Dion sibuk hahaha" jawab Dion sambil bercanda

"Iyaiya" kakek mengangguk-angguk sambil berjalan kearah kamarnya meninggalkan teras depan

"Hahahaha" sambil tertawa Dion menuju gudang dan memberikan anak anjing tersebut sepiring nasi dan tulang ayam. Melihat betapa tenang dan nikmatnya makanan yang dimakan si anak anjing terkadang terasa lucu. Sambil mengelus- ngelus kepala anak anjing tersebut Dion mengajaknya bicara tetapi hanya dibalas tatapan sesekali si anak anjing. Setelah itu, Dion memutuskan untuk masuk kerumah dan tidur.


In Dion's dream
"Ini dimana? kenapa aku bisa ada disini?" Begitu terbangun, Dion telah berada di sebuah hutan indah.Pohon, berbagai bunga dan rumput liar yang tumbuh disana sini membuat suasana terasa sejuk dan indah. Beberapa bunga teratai yang tumbuh di kolam menambah kesan indah pada kolam.

"Kamu ada didunia dimana sebuah suatu yang nggak bisa kamu miliki bisa kamu miliki disini." ujar suara di seberang sana

"Surga??"

"Bukan"

"Lalu ini dimana?" tanya Dion sekali lagi sambil mencari sumber suara

"Kamu berada dialam mimpi"

"Mimpi??" heran Dion

"Alam mimpi, dimana kamu bisa memiliki semua yang nggak bisa kamu miliki dialam nyata manusia"

"Aku nggak ngerti, aku nggak ingin disini. semua nggak nyata. Dan hanya imajinasi. Tapi kenapa aku bisa ada disini"

"Kamu akan tau sebentar lagi. Sebenarnya kamu disini bukan untuk itu. Aku hanya mau memberitahu kamu, kamu akan berusia 17 tahun, dimana pada saat itu tiba kamu akan melihat hal-hal yang baru dan kamu harus mulai membiasakan diri dan bisa mengkontrol kemampuanmu itu. Dan yang paling penting kau harus menerima itu bukan menolak sesuatu yang nggak semua dapat orang miliki. Ingat kata-kataku" ucapnya dengan suara semakin mengecil dan pandanganku yang semakin lama semakin mengabur. Akhirnya Dion kembali dan terbangun dengan suara tercekat serta tenggorokan yang sedikit mengering.

"Apa maksud ucapan tadi?"
"17 tahun?"
"kemampuan?"
"2 hari lagi umurku genap 17 tahun, aku akan segera memahami ucapan orang itu." tambahku sambil berjalan menuju dapur

Keesokan harinya, semua rutinitas berjalan seperti biasa. Aktivitas yang membosankan bagi Dion. Adapun aktivitas lain seperti aktivitas tambahannya yaitu seperti memberi makan si anak anjing, mengelus kepalanya sambil mengajaknya bicara dan mengajaknya bermain. Sesekali bayangan mimpi itu muncul sambil terlintas apa maksud mimpi itu. Rasanya kepalanya ingin pecah membayangkan dan memperkirakan apa maksud mimpi itu. Akhirnya ia memutuskan untuk istirahat dan tidur sampai waktu itu datang.



Hari yang Ditunggu
"Selamat ulang tahun...selamat ulang tahun....Selamat ulang tahun..." ucap si kakek menyanyikan lagu ulang tahun pada tepat tengah malam.
Dion yang baru bangun pun membuka setengah matanya dengan enggan tapi tetap memaksakan untuk membuka matanya karena ia menghormati dan menyayangi kakeknya apalagi kakeknya telah membesarkannya. 
"Ini jam berapa sih kek?" tanya Dion sambil mengucek matanya
"Selamat ulang tahun Dion. Nggak terasa udah gede ya. Udah 17 tahun aja ya, perasaan kakek delu kamu masih merangkak hahha...."
"Hahhaha kakek bisa aja"
"Tiup lilinnya dulu Dion, kakek mau tidur lagi udah ngantuk berat"
"Hahahaha iya kek, Dion juga masih ngantuk"

Setelah meniup lilin, ketika akan memejamkan mata dan siap tidur, Dion malah mendengar sesuatu seperti sedang bercakap. Tapi dilain sisi dia bingung, siapa sih yang masih mengobrol pada tengah malam seperti ini. Akhirnya ia menyingkap selimut dan berdiri untuk mengintip dibalik tirai gordeng. Satu kata yang hanya ada dalam pikirannya ANEH. Kenapa bisa? Kok bisa? Tiba-tiba dia teringat mimpi itu. Jadi ini yang dimaksud. Karena terkejut, akhirnya diberanjang dari tempatnya mengintip, tapi malah Dion lebih terkejut lagi. Mereka yang tadi sibuk mengobrol diluar pagarnya tiba-tiba dalah satu dari mereka sudah berada di dalam kamarnya.
"Kamu bisa lihat kami?" ucapnya
"hmmm. a..aku juga ng..nggak tau." jawab Dion terbata-bata
"Nggak perlu kamu jelasi lagi. Ini udah jelas kamu bisa lihat kami dan yang pasti kamu bisa jawab kami."
"Nggg..." Dion gemetar
"Kamu jangan takut, aku nggak nakuti kamu kan, terus kenapa kamu gemetar?" tanya si hantu
"Nggak sih." Jawab Dion
"Selama kamu nggak bocori hal yang ada di dunia kami dan nggak ngebocori rahasia dan melanggar aturan alam semesta, kami akan tutup mata. Tapi, jika kamu ngasih tau rahasia ini kepada mereka yang nggak punya keahlian ini, maka jangan salahkan kami jika ada sesuatu yang akan terjadi." jelas si hantu
"Maksudnya rahasia?" tanya Dion tak mengerti
"Rahasia yang udah kamu lihat nggak bisa sembarangan kamu kasih tau sama orang lain. Mungkin sebuah bencana akan datang jika kalian salah bertindak. baiklah penjelasannnya udah cukup aku akan pergi. ingat pesanku" ucap si hantu
Dionpun hanya mengangguk pasrah dan memikirkan semuanya kembali satu-persatu dan menyusunnya menjadi kepingan memori yang akan dan harus ia ingat sampai tua nanti, karena itu bukan satu kejadian tapi satu kejadian lain akan menyusul dan akan terjadi. Dion harus siap apapun itu, ia harus sigap dan semua itu sudah terencana. Ia yakin Tuhan diatas sana melihat.


SELESAI
__oOo__ 



TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA, JANGAN LUPA UNTUK MENGUNJUNGI ARTIKEL SAYA YANG LAIN, COMMENT, DAN YANG PASTI SHARE KE TEMEN YANG LAIN YA^_^

Komentar

  1. Nice story 👍👍👍👍

    BalasHapus
  2. Seru!!!
    Di tunggu cerpen selanjutnya 😍

    BalasHapus
  3. Apakah Dia kebanyakan makan micin sampe bodoh?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer